Pages

KAWISTA, BUAH KHAS REMBANG

Sebagai masyarakat Rembang pasti tahu kan buah Kawis / Kawista ? Seperti gambar ini lho.

Image :http://kawista.com/



Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kawista

Kawista (Limonia acidissima syn. Feronia limonia) adalah kerabat dekat maja dan masih termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan yang dimanfaatkan buahnya ini sudah jarang dijumpai meskipun sekarang beberapa daerah mulai mengembangkannya. Kawista relatif tahan kondisi buruk (kering atau tanah salin) dan tahan penyakit. Asalnya adalah dari India selatan hingga ke Asia Tenggara dan Jawa.

Kawista dapat digunakan sebagai batang bawah bagi jeruk, namun memengaruhi rasa buah jeruk yang dihasilkan. Buah jeruk semacam ini dikenal sebagai "kajer" (dari "kawista" dan "jeruk") dan bisa ditemui di Galis, Madura.

Sumber :
http://alamendah.wordpress.com/2010/02/08/pohon-kawista-kawis-yang-kurang-populer/

Secara umum pohon ini dikenal sebagai Kawista. Di beberapa daerah di Jawa biasa disebut sebagai Kawis sedangkan di Bali pohon ini dinamakan Kusta. Tanaman bernama ilmiah (binomial) Limonia acidissima ini dikenal sebagai Indian Woodapple atau Elephant Apple.

Ciri-ciri Pohon Kawista.
Pohon Kawista (Kawis) menyukai daerah kering. Batangnya relatif kecil dan bisa mencapai tinggi hingga 12 meter dengan cabang dan ranting yang ramping, serta memiliki kebiasaan meluruhkan daunnya. Cabang pohon Kawista (Limonia acidissima) biasanya ditumbuhi duri. Daunnya majemuk berukuran panjang hingga 12 centimeter, dan anak daunnya berhadapan, dua sampai tiga pasang.

Bunga Kawista biasanya bergerombol dengan warna putih atau hijau dan kemerahan. Bunga keluar dari ketiak daun atau terletak di ujung ranting. Buah Kawista berbentuk bulat, berkulit keras dan bersisik, dan berwarna coklat putih. Daging buahnya berbau harum berwarna coklat kehitaman.

Buah Kawista yang telah cukup masak akan jatuh dengan sendirinya. Karena kulit buahnya yang keras, meskipun jatuh buah ini tidak akan rusak.

Habitat dan Penyebaran Kawista.
Pohon Kawista tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Tumbuhan penghasil buah ini merupakan tanaman dataran rendah yang mampu tumbuh hingga pada ketinggian 400 mdpl.

Kawista tumbuh alami di daerah Sri Lanka, India, Myanmar, dan Indocina, kemudian menyebar hingga ke Malaysia dan Indonesia. Pohon Kawista juga sudah diintrodusir ke Amerika. Di Indonesia, Kawista tumbuh alami di daerah pesisir utara pulau Jawa.

Pemanfaatan Kawista.
Di Indonesia (kecuali di Rembang) pohon Kawista belum banyak dibudidayakan dan sekedar tumbuh alami secara liar di pekarangan dan kebun. Padahal dibeberapa negara seperti Sri Lanka, Kawista telah dibudidayakan bahkan buah Kawista yang diolah menjadi menjadi krim kawista menjadi salah satu komoditas eksport.

Buah Kawista dapat dimakan langsung. Atau diolah menjadi berbagai komoditas seperti sirup dan dodol. Selain itu Buah kawista yang matang dipercaya mampu menjadi obat menurunkan panas dan sakit perut, serta dimanfaatkan sebagai tonikum.

Kulit batang pohon Kawista dipercaya juga dapat menjadi campuran jamu untuk mengatasi haid yang berlebihan, gangguan hati, mengatasi mual-mual, bahkan untuk mengobati luka akibat gigitan serangga.

Sayangnya tidak banyak yang mengenal dan membudidayakan pohon Kawista. Pohon dan buah Kawista ini memang kalah populer dengan aneka buah lainnya, tetapi bukankah ini juga termasuk salah satu kekayaan yang menunggu eksplorasi kita. Sri Langka saja mampu mengekspor buah ini kenapa kita tidak?

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Limonia; Spesies: Limonia acidissima; Nama binomial Limonia acidissima

Referensi: zipcodezoo.com/Animals/L/Limonia_acidissima/;

Di Rembang, kawista sudah diproduksi dalam bentuk sirup , selai maupun limun.
Info lengkap tentang produk ini bisa di dapat di http://kawista.com/


Sumber :
http://kawista.com/

Morfogenesis berbagai Eksplan Kawista (Limonia acidissima L.) yang Ditumbuhkan secara Kultur Jaringan

Kawista merupakan tanaman buah yang termasuk famili Rutaceae. Tanaman ini mulai langka dijumpai, padahal berpotensi besar sebagai bahan baku minuman maupun sebagai batang bawah tanaman jeruk. Tanaman muda asal biji yang dituhibuhkan secara asentis, diambil jaringan kotil, hipokotil, epikotil, ruas pertama dan daunnya untuk digunakan sebagai eksplan. Eksplan tersebut ditumbuhkan pada media dasar Murachige & Skoog (MS) dengan atau tanpa tambahan zat pengatur
tumbuh (ZPT)2,4- Dichlorophcnoxyacetic acid (2,4-D) 1 mg/l, 6- Benzylaminopurine (BA) 2 mg/l alau kombinasi 2,4-D 1 mg/l dan BA 2 r.ig/1. Eksplan kolil daun dapat membentuk kalus pada semua perlakuan, kecuali kolil pada kontrol, tetapi kedua eksplan tersebut tidak ada yang membentuk tunas. Eksplan hipokotil dan epikotil membentuk kalus pada semua perlakuan dan membentuk tunas pada sebagian perlakuan. Eksplan ruas pertama membentuk kalus dan tunas pada semua perlakuan. Tingkat
morfogénesis yang terjadi akibat pemberian ZPT berbeda tergantung pada macam eksplan yang digunakan. Eksplan ruas pertama mempakan pilihan yang terbaik untuk mendapatkan tingkat morfogénesis yang tinggi dibanding dengan eksplan yang lain.
Kata kunci : kawista, kultur jaringan morfogénesis, eksplan

L. Agus Sukamto
Puslitbang Biologi – LIPI
Jl. Ir. H. Juanda 18, Bogor 16122
Prosiding Seminar Biologi Menuju Milenium , Fak. Biologi UGM 97





.

2 comments:

Diah Ayuningrum said...

nice post... semangat berkarya...:):)

Anonymous said...

Kawis buah jajanan saya saat kecil di Surabaya. kalau masih mentah dirujak kalau matang dibelah ditambahi gula diaduk di batoknya sampai seperti bubur baru dimakan...kawis penuh kenangan.

Post a Comment

Sertakan email anda agar kami bisa memberikan tanggapan balik